• Nusa Tenggara Timur

Jenasah Pasutri Tertimbun Longsor Dibawa ke Kampung Halaman

Imanuel Lodja | Senin, 25/01/2021 18:23 WIB
Jenasah Pasutri Tertimbun Longsor Dibawa ke Kampung Halaman Rumah pasutri di Kelurahan Tuak Daun Merah Kecamatan Oebob Kota Kupang yang tertimbun longsor dipasang garis polisi oleh anggota Polsek Oebobo.

katantt.com--Anggota Polsek Oebobo dan Polres Kupang Kota memasang garis polisi di lokasi longsoran yang menyebabkan pasangan suami istri (Pasutri) meninggal dunia.

Sementara itu jenasah Paulus Kela dan istrinya Mince Lakmau dibawa oleh keluarga ke kampung halamannya di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) guna dimakamkan.

Pascalis Dora,54, saksi mata di lokasi kejadian yang juga warga RT 16/RW 04, Kelurahan Tuak Daun Merah (TDM) Kecamatan Oebobo, Kota Kupang mengaku sebelum kejadian sedang hujan rintik.

Ia mendengar bunyi reruntuhan tanah dari atas rumahnya tepatnya dari tebing di belakang rumah milik Frelitus Talan.

Ia kemudian mengecek keluar rumah dan mendapati tebing di atas rumah yang ditempati korban telah runtuh.

Ia kemudian berteriak meminta tolong kepada tetangga dan warga sekitar untuk bersama-sama membantu memberikan pertolongan kepada korban.

Menurut nya, saat memberikan pertolongan kepada Paulus dan Mince, diketahui bahwa kedua orang tersebut sudah tertimbun tanah dan reruntuhan rumah akibat longsor.

Sedangkan kedua kerabatnya dalam keadaan selamat.

Sementara itu Anastasia Bhabinkamtibmas dan Babinsa Kelurahan TDM tiba di lokasi kejadian dan melakulan upaya-upaya kepolisian dan memberikan himbauan kepada warga setempat.

Kapolres Kupang Kota, AKBP Satrya Perdana P Tarung Binti bersama Kabag ops, Kasat Sabhara, dan Kapolsek Oebobo, AKP Magdalena G Mere bersama regu evakuasi Polres Kupang Kota jturun ke lokasi kejadian longsor.

Unit Identifikasi Polres Kupang Kota kemudian melakukan olah TKP dan memasang police line di sekitat lokasi kejadian.

Baru Menikah

Pasutri yang meninggal, Paulus dan Mince merupakan pasangan suami istri yang tinggal di rumah kontrakan milik Paulus Kolo dan tinggal sejak Oktober 2020 silam, setelah menikah.

Dari hasil koordinasi dengan pihak keluarga korban, kedua jenasah korban longsor tersebut disemayamkan di rumah keluarga dan dibawa ke kampung halaman di Desa Oenlasi kabupaten TTS.

Margaretha Kolo (anak dari pemilik kost) mengaku bahwa tebing lokasi longsor tersebut sudah di buatkan tembok penahan.

Akibat dari longsor tersebut septic tank rumah milik Frelitus Talan ikut runtuh dalam kejadian longsor tersebut.

Phak pemerintah RT dan Lurah TDM sudah menghimbau warga untuk meninggal sementara daerah tebing dan DAS Liliba untuk menghindari terjadinya longsor susulan.

Warga kemudian ditampung sementara di Gereja Katolik St Petrus Rasul? Kelurahan TDM.

Dari hasil pendataan, diketahui warga RT 16 Kelurahan TDM Kecamatan Oebobo yang menetap dan berdomisi di daerah tebing dan daerah aliran sungai (DAS) sungai Liliba sekitar 22 KK dengan 63 jiwa.

Kapolres Kupang Kota didampingi Kapolsek Oebobo juga meninjau evakuasi warga di aula Gereja St Petrus Rasul yang menjadi korban Longsor.

Dari hasil pendataan yang dilakulan oleh ketua RT, Pascalis Dora diketahui jumlah warga yang dievakuasi sekitar 30 KK dengan jiwa 146 orang dengan rincian 28 Kk dari RT 16 dan 2 KK dari warga RT 17.

Lurah TDM, Imanuel Alexander juga meminta agar warga jujur melaporkan jumlah jiwa yang berada dalam keluarga.

Warga juga dihimbau agar mengurangi aktivitas kembali ke lokasi longsor dan hanya kepentingan yang urgensi saja.

Terkait dengan konsumsi, hingga saat ini masih dilaksanakan koordinasi dengan instansi terkait seperti Dinsos dan BPBD kota Kupang.

Jajaran Direktorat Lalu lintas Polda NTT pun menyalurkan aneka bantuan terutama untuk kebutuhan ibu dan balita berupa makanan dan susu.

Diperoleh informasi kalau meninggalnya kedua korban longsor tersebut karena tertimpa tanah longsor yang berasal dari tebing belakang rumah milik Paulus Kolo dan Frentilus Talan.

Diperkirakan jarak rumah kontrakan dari tebing yang longsor berjarak sekitar kurang lebih 20 meter dengan tingkat kemiringan sekitar 45 derajat.

Lokasi longsor juga merupakan tanah tumpang yang ditopang oleh tembok penahan dan merupakan lokasi pembuangan air /limbah hasil rumah tangga.

Selain itun daerah tebing dan DAS sungai Liliba di Kelurahan TDM adalah RT 14, 16 dan 17 yang hampir setiap tahun mengalami longsor saat musim hujan.

Pada tahun 2017 yang lalu terjadi longsor dengan korban anak 7 tahun meninggal dunia.

Diperkirakan, kemungkinan terjadi longsor susulan di lokasi tebing yang berada di wilayah Kelurahan TDM karena beberapa hari kedepan masih di prediksikan terjadi curah hujan cukup tinggi di wilayah NTT termasuk Kota Kupang.

Aparat kepolisiab terus memberikan edukasi terhadap warga terkait dengan bahaya longsor dengan tingkat curah hujan yang terjadi saat ini serta mengoptimalkan peran bhabinkamtibmas dalam memberikan pelayanan kepada warga yang di evakuasi akibat longsor.

Tanah longsor yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia terjadi pada Senin (25/1) pagi di Kelurahan TDM, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang.

Pasangan suami istri Paulus Kela dan Mince Lakmau meninggal dunia dengan kondisi kaki hancur dan remuk.

 

FOLLOW US