• Nasional

Rusia Larang Masuk Pejabat Tinggi AS dan Beri Sanksi Pengusiran Diplomat

Asrul | Sabtu, 17/04/2021 11:45 WIB
Rusia Larang Masuk Pejabat Tinggi AS dan Beri Sanksi Pengusiran Diplomat Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Epa / Dmitri Lovetsky / Pool)

Moskow, katantt.com - Pemerinta Rusia pada Jumat (16/4) melarang pejabat tinggi dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memasuki negara beruang merah itu dan mengumumkan sanksi balasan serta pengusiran diplomat.

Ini terjadi setelah Washington mengumumkan sanksi terhadap Moskow dan pengusiran 10 diplomat Rusia, sebagai pembalasan atas apa yang dikatakannya sebagai campur tangan Kremlin dalam pemilihan AS, serangan dunia maya besar-besaran, dan aktivitas bermusuhan lainnya.

Langkah-langkah tersebut, telah disetujui Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai respons atas sanksi yang sebelumnya dilakukan AS terhadap Rusia, termasuk pembatasan utang negara.

Sebagai tanggapan tegas, Moskow mengatakan para pejabat tinggi AS termasuk Jaksa Agung Merrick Garland, kepala penasihat kebijakan domestik Biden Susan Rice, dan kepala FBI Christopher Wray akan dilarang memasuki Rusia.

Daftar pejabat yang dilarang masuk biasanya dirahasiakan, tetapi Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pihaknya mengungkapkan nama-nama itu karena sifat yang belum pernah terjadi sebelumnya dari ketegangan saat ini dengan Washington.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, Rusia menanggapi sanksi AS dengan sikap balas dendam dengan meminta 10 diplomat AS di Rusia meninggalkan negara itu sementara juga mengusir lima diplomat Polandia sebagai tanggapan atas tindakan serupa oleh Warsawa.

Lavrov juga mengatakan bahwa pembantu utama kebijakan luar negeri Putin, Yury Ushakov, telah merekomendasikan utusan AS, John Sullivan pergi ke Washington untuk melakukan konsultasi serius.

Sullivan mengatakan hanya melihat pesan di situs kementerian luar negeri Rusia dan sedang berkonsultasi dengan Washington.

"Kami belum menerima korespondensi diplomatik resmi yang memberikan rincian tindakan pemerintah Rusia terhadap misi diplomatik AS di Rusia," kata Sullivan dalam sebuah pernyataan.

Departemen Luar Negeri AS kemudian menyebut pembalasan Rusia meningkat dan disesalkan.

"Bukan kepentingan kami untuk memasuki siklus eskalasi, tetapi kami berhak menanggapi setiap pembalasan Rusia terhadap AS," kata seorang juru bicara di Washington.

Hubungan Rusia-AS memanas setelah perang dingin bulan lalu usai Biden membenarkan Putin merupakan `pembunuh`. Imbasnya, Moskow langsung memanggil pulang duta besarnya untuk Washington guna konsultasi. Duta besar tersebut masih belum kembali hampir sebulan kemudian. (AFP)

FOLLOW US