• Nusa Tenggara Timur

Tujuh Keluarga Korban Bencana di Kupang Bertahan Hidup di Tenda

Imanuel Lodja | Senin, 19/04/2021 17:36 WIB
Tujuh Keluarga Korban Bencana di Kupang Bertahan Hidup di Tenda ilustrasi_tenda_bencana

katantt.com--Badai Seroja berupa angin kencang, hujan deras disertai banjir bandang pada Sabtu (4/4/2021) hingga Minggu (5/4/2021), sangat dirasakan beberapa warga di Kabupaten Kupang, NTT.

Di kampung Taklale, Kelurahan Babau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang misalnya terdapat tujuh rumah warga hilang terbawa banjir bandang yang menghantam rumah warga.

Selain 7 rumah warga hilang, 1 warga meninggal dunia, M Sau dan puluhan ternak warga mati dan terbawa banjir.

Tujuh warga korban rumah hilang masing-masing milik Marthen Lubalu, Jony Kollo, Nancy Taek, Nitanael Tampani, Win Lubalu, Oby Lubalu dan Yohanis Liwar.

Warga di RT 26/RW 09, Kelurahan Babau ini menjadi korban badai seroja dan kehilangan rumah serta harta benda mereka.

Enjel Hayon, bocah usia 11 tahun yang selamat dalam kejadian ini Senin (19/4/2021) menceritakan kalau hujan lebat terjadi selama dua hari, Sabtu (4/4/2021) hingga Minggu (5/4/2021).

Ketika ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa, kakeknya Nitanael Tampani sudah ke tempat yang lebih tinggi menyelamatkan diri.

Air pun mulai masuk ke rumah.

Ia dan kedua kakak serta dua adik yang masih kecil serta ibunya berusaha naik ke atap rumah namun tidak berhasil karena banjir makin deras.

Banjir berasal dari bagian atas dan belakang rumah sehingga menggenangi tujuh rumah warga.

Ketika rumah semi permanen yang mereka tempati mulai miring, mereka berhasil keluar rumah dan berenang.

Namun mereka terhalang deras nya banjir disertai batuan dan kayu serta sampah.

Mereka berusaha berenang ke jalan raya karena posisi jalan lebih tinggi. Mereka tersangkut di sebuah pohon kelapa.

Beberapa warga yang hendak menolong melemparkan tali sehingga Enjel sekeluarga selamat dari badai tersebut.

Sementara korban M Sau awalnya menutup pintu rumah untuk menghalangi air masuk ke rumah.

Namun banjir justru deras membobol rumah M Sau.

Mereka berusaha mencari lokasi yang lebih tinggi namun rumah roboh dihantam kiriman air sehingga M Sau tidak tertolong.

Tujuh rumah warga pun hilang terbawa arus banjir bersama isi rumah.

Pasca kejadian ini, sebagian korban menumpang di rumah tetangga, sementara sebagian memilih bertahan di lokasi itu.

Mereka terpaksa membangun rumah darurat berupa tenda tanpa dinding sambil menunggu datangnya bantuan dan uluran tangan pemerintah dan donatur.

Hingga dua pekan ini, mereka belum mendapatkan bantuan.

Namun mereka dijanjikan akan diberikan bantuan bahan bangunan rumah pada pekan ini.

"Minggu ini dijanjikan seng dan bahan bangunan oleh pihak gereja," tandas Pet (42), salah satu korban di lokasi kampung Taklale, Kelurahan Babau.

Ia juga mengaku tujuh keluarga yang menjadi korban tidak bisa menyelamatkan harta dan perabotan sehingga hilang bersama banjir bandang.

Mereka juga berharap segera mendapat bantuan agar bisa membangun kembali rumah tinggal mereka.

 

 

FOLLOW US