• Nusa Tenggara Timur

Dua Anak Bawah Umur di TTS Disekap dan Diperkosa

Imanuel Lodja | Jum'at, 07/05/2021 07:40 WIB
Dua Anak Bawah Umur di TTS Disekap dan Diperkosa ilustrasi


katantt.com--Kisah miris dialami dua remaja perempuan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Dua remaja ini menjadi korban pemerkosaan di bawah ancaman.

Mereka disekap selama tiga hari dan selama penyekapan, mereka hanya diberi jatah makan se kali dalam sehari.

Ke kamar mandi pun dibatasi dan hanya boleh ke kamar mandi satu kali dalam sehari.

Dua orang remaja ini masing masing FEN (14 tahun) dan MT (13 tahun)

Warga Desa Oni, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan ((TTS).

Salah salah satu diantaranya FEN diperkosa sebanyak tiga kali selama berada di tempat penyekapan.

Peristiwa yang menimpa dua anak di bawah umur ini terjadi pada tanggal (26/4)2021) lalu dan diadukan ke Yayasan Sanggar Suara Perempuan (YSSP) SoE.

Kamis (6/5/2021), Korban FEN mengisahkan, ia dan adik sepupu nya MT keluar dari rumahnya di Desa Oni, Kecamatan Kualin sekitar pukul 18.00 wita ke Kali Oeupun, batas antara Desa Oni dan Tuapakas untuk mandi.

Saat hendak pulang, mereka bertemu dengan pelaku FB (34) yang mereka tidak terlalu dikenal.

Pelaku awalnya mengajak kedua korbannya untuk ikut bersamanya ke rumahnya namun korban menolak.

Pelaku pun marah dan mengeluarkan sebilah pisau lalu mengancam kedua korban untuk ikut bersamanya jika tidak ingin dibunuh.

“Kami diancam dengan pisau. Dia (pelaku) bilang kalau tidak ikut dengan dia ke rumahnya maka kami akan dibunuh, akhirnya kami terpaksa ikut karena kami takut ," ujar FEN.

Di rumah pelaku di Desa Tuapakas, Kecamatan Kualin, keduanya dikurung dalam kamar kemudian pelaku memperkosa FEN dengan tetap mengancam menggunakan pisau.

Dengan menggunakan sebilah pisau, pelaku lalu mengancam akan membunuh korban dan adiknya jika tidak mau melayani nafsu bejatnya.

Awalnya pelaku hendak memperkosa MT, namun dihalangi FEN.

FEN tak tega jika adik sepupunya tersebut diperkosa oleh pelaku.

“Dia juga mau perkosa adik saya (MT) namun saya tidak mau karena adik masih sekolah. Saya rela diperkosa tapi jangan kepada MT karena dia masih sekolah," ujar FEN.

FEN sendiri diketahui sudah putus sekolah di tingkat SD karena harus mengikuti kedua orang tuanya ke Malaysia.

Di bawah ancaman pisau, korban terpaksa melayani napsu bejat pelaku.

Keduanya disekap sejak Senin (26/4/2021- Jumat (30/4/2021).

Selama disekap, korban FEN diperkosa tiga kali yaitu pada Senin (26/4/2021) malam, Selasa (27/4/2021) malam dan Rabu (28/4/2021) malam.

Setiap kali hendak melakukan aksi bejatnya, pelaku selalu mengancam korban terlebih dahulu.

Selama disekap, kedua korban hanya diberikan makan se kali se hari.

Selain itu, kedua korban juga hanya diperbolehkan keluar dari kamar pada malam hari. Itu pun hanya ke kamar WC. Pelaku juga selalu mengawasi kedua korban ketika pergi ke kamar mandi.

" Selama disekap kami hanya berada di dalam kamar. Mau ke kamar WC itu hanya bisa malam hari dan itu dijaga pelaku dengan menggunakan pisau," ujarnya.

Keduanya baru dipulangkan Jumat (30/4/2021) subuh dengan cara mengusir mereka dan berpesan agar kejadian tersebut tidak diberitahukan kepada siapapun jika tidak ingin dibunuh.

Selain itu pelaku juga akan membunuh keluarga korban jika korban berani melaporkan kejadian tersebut.

Kedua korban yang ketakutan kemudian berjalan dalam kegelapan menuju jalan raya.

Karena takut pulang ke rumah, kedua korban menumpang mobil truk menuju ke Kupang dan turun di Kelurahan Oesapa, Kota Kupang.

Kedua korban hendak ke rumah keluarganya di Labat, Kelurahan Bakunase II, Kota Kupang namun tak jadi karena kehabisan uang.

Keduanya lalu kembali menumpang bus kembali ke Kualin, Kabupaten TTS dan tiba di rumah pada Jumat (30/4/2021) malam.

"Hari Jumat pagi baru pelaku lepas kami. Tapi dia ancam mau bunuh kami kalau lapor kejadian tersebut. Kami sempat ke Kupang karena takut, tapi karena uang habis jadi kami kembali ke Kualin dan melaporkan peristiwa yang kami alami kepada orang tua kami," tandasnya.

Setiba di rumah mereka tidak menceritakan kejadian tersebut karena takut, sehingga sempat berbohong.

Sang ibu, Martha K yang mendampingi mereka mengatakan keluarga sempat berkumpul karena mengira kedua anak tersebut hilang dan mencari mereka.

Jumat (30/4/2021) saat korban kembali ke rumah, korban FEN lemah dan ketakutan.

Martha curiga sehingga melaporkan kepada polisi dan melakukan visum di RSUD Soe namun hingga kini belum ada hasil.

 

FOLLOW US