• Nusa Tenggara Timur

Kisah Inspiratif, Anak Yatim Piatu Dua Kali Tes Baru Lulus Bintara Polri

Imanuel Lodja | Sabtu, 24/07/2021 18:31 WIB
Kisah Inspiratif, Anak Yatim Piatu Dua Kali Tes Baru Lulus Bintara Polri Calon bintara Polri, Yosep Efendi Djawa memeluk sang wali Aloysius Fare sambil menangis bahagia setelah mengetahui lulus seleksi saat sidang penetapan kelulusan akhir penerimaan terpadu bintara dan tamtama Polri TA 2021 dan gelombang I TA 2022 panda Polda NTT di aula Rupatama lantai III Polda NTT.

katantt.com--Tangis Yosep Efendi Djawa (19), calon bintara Polri asal Kabupaten Nagakeo, NTT pecah ketika mengetahui namanya masuk dalam rombongan peserta penerimaan terpadu calon polisi Panda Polda NTT yang lulus terpilih.

Ia bakal menjadi salah satu calon bintara Polri yang akan dididik di SPN Polda NTT untuk tahun 2021.

Yosep merupakan anak yatim piatu. Ayahnya Vinsensius Dala meninggal sejak 4 tahun lalu. Kepergian ayahnya juga membuat ibunya Vincentia Dala sakit-sakit hingga juga meninggal setahun lalu.

Yosep dan ketiga kakaknya menjadi anak yatim piatu.

Mereka kemudian diasuh oleh Aloysius Fare (56) di Kabupaten Nagakeo.

Pada tahun 2020 lalu, Yosep mengadu untung menjadi anggota Polri dengan mendaftarkan diri di Polres Nagakeo.

Namun nasib untung belum berpihak pada Yosep. Ia kandas saat pemeriksaan kesehatan.

Gagal pada penerimaan tahun 2020 tidak menyurutkan semangatnya berjuang dan mewujudkan mimpinya menjadi anggota Polri.

Sejak ibunya meninggal dunia menyusul sang ayah yang sudah terlebih dahulu meninggal dunia, Yosep sudah bertekad mengabdikan dirinya menjadi anggota Polri.

Sejak gagal pada tahun sebelumnya, ia terus berlatih dan belajar serta memeriksakan kesehatannya.

Tahapan demi tahapan diikuti sejak bulan April 2021.

Awalnya ia ragu saat dipilih menjadi perwakilan peserta mengikuti sidang penetapan kelulusan akhir penerimaan terpadu bintara dan tamtama Polri TA 2021 dan gelombang I TA 2022 panda Polda NTT di aula Rupatama lantai III Polda NTT, Kamis (22/7/2021) petang.

Apalagi saat itu ia harus menghadirkan walinya. Namun ia optimis bisa lulus seleksi. Walau sedikit ragu, ia tetap mengajak Aloysius Fare ikut serta menjadi perwakilan orang tua mengikuti sidang yang dipimpin Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, SH MHum.

Tegang dan galau bercampuk aduk saat pengumuman diundur dari pukul 14.00 wita ke pukul 16.00 wita. Sambil menaikkan doa, ia mencoba meyakinkan diri dan wali nya kalau ia bisa lolos dan sukses.

Acara demi acara yang berlangsung di ruangan Rupatama lantai III Polda NTT terasa sangat lama karena ia dan sang wali tidak sabar menunggu pengumuma akhir.

Begitu tiba giliran pengumuman untuk kelulusan peserta dari Kabupaten Nagakeo, Yosep pun menangis haru. Ia mengingat kedua orang tuanya yang telah tiada dan tidak bisa menyaksikan keberhasilannya.

Ia juga terbata-bata saat Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif membuka dialog menanyakan orang tua dan asalnya.

Ia seakan tak mampu menyampaikan kepada Kapolda NTT kalau ia hanya hadir dengan wali dan kedua orang tua telah tiada.

Begitu Kapolda NTT Lotharia Latif memberikan kesempatan kepadanya untuk memeluk sang wali, Yosep pun menangis haru dan memeluk lama Aloysius Fare.

Aloysius pun tenggelam dalam keharuan dan rasa gembira. Yosep dan sang wali pun tidak dapat menyembunyikan kegembiraan dan keharuan mereka.

Suasana ruangan pun hening beberapa saat menyaksikan pemandangan ini. Beberapa yang hadir di ruangan juga meneteskan airmata.

Setelah hening beberapa saat, suasana ruangan menjadi gemuruh ketika Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif memecah keheningan itu dengan meminta peserta yang hadir untuk memberikan aplaus kepada Yosep.

"Ini sungguh kemurahan Tuhan. Perjuangan saya diberkati Tuhan walau tidak disaksikan kedua orang tua saya," ujar Yosep usai pengumuman hasil.

Aloysius Fare juga berterima kasih kepada Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif dan jajaran yang memperjuangkan penambahan quota sehingga banyak peserta yang diakomodir.

"Terima kasih kami kepada Kapolda NTT dan Karo SDM. Ini kisah yang luar biasa. Anak yatim piatu berkesempatan menjadi anggota Polri," ujarnya.

Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Lotharia Latif, SH MHum saat pengumuman kelulusan tersebut berterima kasih dan menyampaikab apresiasi bagi panitia seleksi, pengawas internal dan eksternal yang bekerja selama 4 bulan.

"Semua sudah berusaha maksimal tapi ada aturan tentang quota," ujar jenderal polisi bintang dua ini.

Bagi peserta yang akan mengikuti pendidikan gelombang kedua pada 8 Februari hingga 7 Juli 2022 mendatang Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif berharap agar harus menjaga diri baik-baik, mengikuti aturan dengan baik.

"Jangan lakukan pelanggaran etika, disiplin dan pidana. Yang belum lulus terpilih tetap semangat karena perjuangan ini penuh doa dan pengorbanan," tandas Lotharia Latif.

Ia mengajak semua pihak mensyukuri apa yang ada, jangan mengeluh selama di lembaga pendidikan karena terkadang setelah menjadi anggota Polri membuat pelanggaran hingga dipecat.

FOLLOW US