• Nusa Tenggara Timur

Lulusan Politeknik Santo Wilhelmus Boawae Harus Mampu Bersaing

Semy Andy Pah | Selasa, 17/08/2021 08:44 WIB
Lulusan Politeknik Santo Wilhelmus Boawae Harus Mampu Bersaing Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef Nae Soi (JNS) memberikan kuliah umum secara virtual kepada civitas akademik Politeknik Santo Wilhelmus Boawae Kabupaten Nagekeo.

katantt.com--Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef Nae Soi (JNS) memberikan kuliah umum secara virtual kepada civitas akademik Politeknik Santo Wilhelmus Boawae Kabupaten Nagekeo.

Kuliah umum yang dihadiri pihak Yayasan Santo Wilhelmus Flores, direktur, dosen, para mahasiswa dan masyarakat umum secara daring, Senin (16/8/2021) tersebut, WagubNTT, Josef Nae Soi mengajak mahasiswa untuk mampu bersaing dengan lulusan dari universitas terkemuka di Indonesia.

“Mahasiswa Politeknik Boawae harus punya daya saing. Lulusannya harus bisa berkiprah di seluruh penjuru nusantara bahkan ke level internasional. Jangan gentar. Jangan kecil hati. Kita boleh sekolah di kampung, tapi punya wawasan global," tegas Josef Nae Soi dalam kuliah umum yang bertemakan Wujudkan Kemandirian Pangan di Masa Pandemi.

"Ketemu dengan yang kuliah di kota besar, harus bisa diskusi. Mereka baca buku, kita juga baca. Mereka internet, kita juga harus bisa internet,” kata Josef Nae Soi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Josef Nae Soi meminta para mahasiswa untuk terus meningkatkan kompetensinya baik pengetahuan, keterampilan maupun prilaku. Prilaku merupakan salah aspek penting, percuma pintar dan punya keterampilan, tapi kalau tidak punya integritas.

“Sebagai seorang mahasiswa khsusnya yang belajar di politeknik harus punya tripotensia yakni pengetahuan agar bisa menciptakan inovasi dan mampu berkreasi, kesehatan jasmani yang bagus supaya bisa bekerja mengolah tanah serta moralitas artinya punya kejujuran.,” ungkapnya.

Orang nomor dua di NTT ini menjelaskan sebagai perguruan tinggi yang berbasis vokasi, Politeknik Boawae mempunyai peran penting dalam mewujudkan ketahanan pangan di NTT. Metode pengajarannya harus lebih utamakan praktek dari tatap muka. Tatap mukanya lebih banyak dengannya lahan, tanah dan pohon atau learning by doing.

“Kalau seorang yang tamat dari Politekni pulang ke kampung, namun masih bertani dengan cara tradisional , maka lembaga pendidikan itu boleh dikatakan belum berhasil. Mahasiswa politeknik harus didorong untuk melakukan riset-riset sederhana di bidang pertanian dan pangan. Misalnya riset tentang sistem pertanian tetes atau pengembangan pangan lokal Nagekeo untuk mendorong ketersediaan dan ketahanan pangan,” jelas pria asal Ngada tersebut.

Mantan anggota DPR RI tiga periode tersebut mengungkapkan masih banyak lahan di NTT yang belum dioptimalkan. Keterlibatan dari Politeknik sangat penting di sini terutama untuk mendorong lulusannya dalam mengelola tanah agar bisa menghasilkan pangan. Situasi dan kondiisi apapun, lahan harus dikelola supaya menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.

“Lahan kita di NTT masih cukup luas. Tantangan kita bagaimana kita melakukan modernisasi lahan dan cuaca untuk bisa hasilkan produksi pertanian yang lebih optimal dengan intervensi teknologi. Saya ambil contoh sungai, saat hujan bisa dilakukan jebakan air. Ini memang tugas kami pemerintah. Tugas Pemerintah siapkan air, pupuk, jalan dan infrastruktur dasar. Sementara politeknik dan khususnya mahasiswa adalah bagaimana memanfaatkan air itu untuk tingkatkan produksi pertanian,” ungkap Josef Nae Soi.

Dalam kesempatan tersebut, politisi Golkar tersebut juga mengajak Politeknik Boawae untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi NTT dalam mensukseskan program Tanam Jagung Panen Sapi atau ternak (TJPS). Juga untuk pengembangan kelor. Ketersediaan dan ketahanan pangan tentu sangat penting dalam mendukung pengembangan pariwisata sebagai prime mover ekonomi NTT.

“ Kita tentu harus menyediakan sendiri kebutuhan pangan untuk menunjang perkembangan pariwisata. sehingga tak perlu lagi kita datangkan sayur, buah-buahan, daging dan kebutuhan pangan dasar lainnya dari luar daerah kalau kita bisa memanfaatkan sumberdaya alam yang kita miliki. Saya harapkan Politeknik Boawae terus mengembangkan riset untuk optimalisasi lahan menuju ketersediaan dan ketahanan pangan di NTT,” Josef Nae Soi.

Sementara itu, Direktur Politeknik Boawae, Frederikus Lena Djago dalam kesempatan tersebut menyampaikan tujuan kegiatan kuliah umum adalah meningkatkan wawasan berpikir civitas akademik tentang suatu topik.

“Kami memberikan apresiasi kepada bapak Wagub NTT yang telah berkenan memberikan kuliah umum. Politeknik Boawae memiliki 4 program studi (prodi) yakni prodi ketahanan pangan dan holtikultura, manajemen lahan kering, nutrisi dan pakan ternak, serta akuntansi," jelasnya.

Ia berharap Pemerintah Provinsi NTT dapat memfasilitasi Politeknik Boawae agar dapat lebih berkontribusi untuk pengembangan pertanian menuju terwujudunya ketahanan pangan di NTT. (sp/biroadministrasipimpinan/setdantt)

 

 

FOLLOW US