• Nusa Tenggara Timur

Gubernur VBL Setujui Kabel Listrik Tenaga Surya Dibentang Lewati Laut NTT

Semy Andy Pah | Jum'at, 10/09/2021 17:49 WIB
 Gubernur VBL Setujui Kabel Listrik Tenaga Surya Dibentang Lewati Laut NTT Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat bertukar cenderamata dengan Contributor Representatif PT Sun Cable Indonesia, Eric Dito usai menyepakati kerjasama proyek peletakan kabel listrik bawah laut Australia-Asean Power Link (AAPowerLink), di Churchill Wine & Cigar Bar, Hotel Borobudur-Jakarta.

katantt.com--Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mendukung dan penyetujui rencana
kabel bawah laut dibentang di wilayah laut NTT oleh Australia-Asean Power Link (AAPowerLink).

"Oke. Tidak ada masalah. Pasti kita dukung karena saya tahu ini terbaik untuk dunia. Jelas harus ada manfaatnya. Selanjutnya, nanti silahkan paparkan ke tim kami, karena tentu ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dari segi lingkungan dan fungsi laut. Apa-apa saja yang dapat mempengaruhi dan sebagainya," tegas Viktor Bungtilu Laiskodat yang akrab disapa VBL, Kamis (9/9/2021).

Penegasan orang nomor satu di NTT ini disampaikan saat audiensi bersama perwakilan PT Sun Cable Indonesia, Eric Dito terkait proyek peletakan kabel listrik bawah laut Australia-Asean Power Link (AAPowerLink), di Churchill Wine & Cigar Bar, Hotel Borobudur-Jakarta.

VBL mengungkapkan persetujuannya dan tidak keberatan atas proyek bentang kabel Australia-Singapura yang direncanakan melintasi perairan laut NTT tepatnya yang akan melintang sisi timur hingga barat Pulau Sumba serta sisi selatan Pulau Sabu Raijua.

Pertemuan antara Gubernur NTT, VBL dengan PT Sun Cable Indonesia sebagai pemegang proyek peletakan kabel listrik bawah laut Australia-Asean Power Link (AAPowerLink) tersebut merupakan tindak lanjut kerjasama sebelumnya yang telah disepakati oleh Pemerintah Pusat melalui Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Namun Gubernur VBL enekankan kepada pihak perusahaan untuk melanjutkan komunikasi bersama perwakilannya guna membahas efek-efek yang akan ditimbulkan.

Selain itu Gubernur VBL menegaskan kepada pihak perusahaan PT Sun Cable Indonesia agar proyek tersebut dapat memberikan manfaat atas kehadiran mereka di perairan laut NTT.

Sementara, Contributor Representatif PT Sun Cable Indonesia, Eric Dito menjelaskan bahwa proyek kabel listrik Australia-Singapura yang mereka garap tetap akan melibatkan daerah di Indonesia.

Sebab, proyek pembangkit listrik tenaga surya yang terbentang 12 ribu hektare di Australia itu akan menghubungkan kabel di dua negara tersebut.

Erik Dito juga meyakini jika proyek tersebut juga akan memberikan manfaat kepada daerah NTT. Pihaknya akan melibatkan berbagai pihak di Indonesia, khususnya sumber daya manusia (SDM) lingkup universitas lokal maupun nasional selama proses kegiatan pra-rekontruksi.

“Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada bapak Gubernur NTT, atas dukungannya terhadap proyek ini. Kami sangat mengapresiasi dan menindaklanjuti semua masukan dari Bapak terlebih manfaat dari proyek ini untuk kesejahteraan masyarakat NTT,” katanya.

“Ke depan sesuai harapan Bapak Gubernur, kita akan maksimalkan semua potensi yang ada di NTT, dimana jelas ada transfer of knowledge. Serta Efek ganda terhadap perekonomian melalui manufaktur dan jasa di Indonesia," jelasnya.

Setelah ini, lanjut Erik akan dibawa untuk kembali dibahas bersama petinggi PT Sun Cable di Australia, sebelum akhirnya nanti ditentukan kesepakatan dalam bentuk kerja sama.

Pada kesempatan tersebut, Erik meminta waktu kepada Gubernur NTT VBL untuk melanjutkan komunikasi antar keduanya dalam beberapa bulan kedepan.

Untuk diketahui, Sun Cable merupakan perusahaan patungan antara raja pertambangan Australia Andrew Forrest dan miliarder teknologi Mike Cannon Brookes.

Rencananya proyek perusahaan energi Sun Cable akan dibangun pada akhir 2024 yang terdiri dari panel surya terbesar di dunia, baterai terbesar dan kabel listrik terpanjang, menyediakan 3GW listrik yang dapat dikirim dan mencukupi untuk menyediakan seperlima dari kebutuhan listrik Singapura.

Kabel listrik sepanjang 3.302 km akan diletakan mulai dari perbatasan ZEE Indonesia-Australia di Laut Timor melewati Samudra Hindia, Selat Lombok, Laut Bali, Laut Jawa, Selat Gaspar, Laut Natuna, Selat Riau, sampai ke batas Indonesia Singapura.

FOLLOW US