• Nusa Tenggara Timur

Tanoto Foundation Bantu Atasi Masalah Stunting di NTT

Imanuel Lodja | Selasa, 07/12/2021 06:12 WIB
 Tanoto Foundation Bantu Atasi Masalah Stunting di NTT Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Department Tanoto Foundation, Eddy Henry terlibat pembicaraan serius bersama Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat.

katantt.com--Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) memberikan apresiasi dan menyampaikan terima kasih yang tinggi kepada Tanoto Foundation yang terlibat langsung dalam penanganan masalah stunting di tahun 2022 di provinsi berbasis kepulauan ini.

"Walau angka stunting sudah turun dari angka 40-an persen saat kami mulai memimpin (September 2018 Red) menjadi 20,9 persen saat ini, namun angka tersebut masih cukup tinggi. Masih ada sekitar 80.909 anak stunting sampai hari ini (di NTT) yang butuh perhatian semua pemangku kepentingan," kata Viktor Bungtilu Laiskodat saat audiensi bersama Tim Tanoto Foundation, Senin (6/12/2021).

Pada kesempatan ini Tim Tanoto Foundation yang dipimpin Eddy Henry, Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Department Tanoto Foundation, menyerahkan laporan akhir Program Pemulihan Pasca Bencana Siklon Tropis Seroja melalui Program Paket Anak Sigap dan Layanan Dukungan Psikososial yang telah dilaksanakan oleh Tim Tanoto Foundation sejak bulan Juni 2021.

Eddy Tanoto mengungkapkan rencana Tanoto Foundation tahun 2022 untuk terlibat dalam mengatasi masalah stunting di NTT.

Tawaran tersebut langsung direspon Viktor Bungtilu Laiskodat yang memberi apresiasi terhadap karya sosial yang telah dilakukan Tanoto Foundation.

Menurut VBL, masalah stunting perlu perhatian semua pihak. Pertama tentu pemerintah. Kedua lembaga-lembaga agama, terus lembaga pendidikan, LSM, para pengusaha dan pihak-pihak lainnya.

"Semua berkolaborasi. Kita harus siapkan pemahaman sejak remaja puteri. Kita mesti bentuk prilaku dan mindset mereka sejak dini. Sehingga saat mengandung, mereka sadar akan pentingnya makan-makanan bergizi, tak perlu dipaksa atau diatur lagi," jelasnya.

Ia mengungkapkan pengentasan masalah stunting berhubungan dengan visi untuk membentuk generasi unggul di tahun 2045. Apalagi di NTT punya banyak sumber makanan yang bergizi.

"Saya ajak Tanoto Foundation untuk terlibat dalam menghasilkan makanan tambahan untuk stunting dari pangan lokal. Kita punya kelor terbaik di dunia, umbi-umbian yang bergizi, ikan dan rumput laut yang terbaik. Kalau semua ini bisa diolah menjadi makanan tambahan untuk stunting, tentu akan menggerakan ekonomi masyarakat," jelasnya.

Sementara itu, Eddy Henry, Head of ECED Department Tanoto Foundation menjelaskan dua program yang telah dijalankan oleh Tanoto Foundation yakni Program Paket Anak Sigap di Kelurahan Naioni dan Penfui Timur .

Selain itu kata dia, memnberikan layanan dukungan psikososial di Kelurahan Naibonat dan Desa Noelbaki. Sasaran program dan layanan ini adalah untuk anak usia 0-6 tahun dan orangtua.

"Dari hasil pendampingan dan pengamatan tim, kami memberikan beberapa rekomendasi di antaranya perlunya penguatan program edukasi pengasuhan bagi orang tua yang miliki anak usia 0-6 tahun," jelasnya.

Termasuk penyediaan satuan pendidikan yang berkualitas untuk anak usia dini di desa atau kelurahan, penguatan kapasitas guru dan fasilitator pendamping anak dan orang tua.

Selain itu, penguatan strategi dan kurikulum kegiatan untuk anak usia dini, serta pelibatan berbagai pihak baik itu pemerintah, swasta, lembaga keagamaan dan organisasi kemasyarakatan.

"Kita akan bekerja sama dengan Unicef untuk hal ini. Kita akan mulai pendampingan dari remaja puteri," katanya. (sp/biroadpim/setdantt)

FOLLOW US