• Nusa Tenggara Timur

Produksi Rumput Laut NTT Miliki Kualitas Ekspor karena Ramah Lingkungan

Semy Andy Pah | Jum'at, 31/12/2021 06:37 WIB
Produksi Rumput Laut NTT Miliki Kualitas Ekspor karena Ramah Lingkungan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melihat langsung proses pengeringan rumput laut saat berkunjung ke pabrik pengolahan rumput laut CV. Agar Kembang di Dusun Amdoke, Desa Akle, Kecamatan Semau Selatan Kabupaten Kupang.

katantt.com--Sektor perikanan dan kelautan menjadi salah satu program strategis Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi. Salah satunya potensi perikanan dan kelautan NTT adalah rumput laut yang memiliki kualitas ekspor karena ramah lingkungan atau tanpa bahan pengawet.

Saat ini, potensi pengembangan rumput laut di NTT seluas 53.000 hektar di mana baru dimanfaatkan 11.000 hektar dengan produksi rumput laut pada tahun 2019 sebanyak 1.645.925 ton basah.

Kendati dilanda pandemi Covid-19 namun produksi rumput laut NTT kembali meningkat pada tahun 2020 mencapai 2.003.478 ton basah atau terjadi peningkatan produksi sebanyak 357.553 ton basah.

Untuk meningkatkan produksi, pada tahun 2021, pemerintah telah memberikan bantuan hibah peralatan dan bibit rumput laut kepada 1.338 pembudidaya.

Sektor perikanan dan kelautan yang menjadi unggulan adalah produksi ikan kakap dan kerapu yang mana sejak 2018 telah dikembangkan budidaya ikan kakap putih dan kerapu di Kawasan Mulut Seribu-Rote Ndao untuk mendukung pengembangan pariwisata di daerah tersebut.

Di Kawasan Mulut Seribu ini telah disediakan 3 unit keramba dengan jumlah benih ikan yang ditebar sebanyak 9.000 ekor serta 1 unit rumah jaga dan 1 unit bagan kelong.

Selain di Rote Ndao, budidaya perikanan juga dilaksanakan di Labuan Kelambu, Kabupaten Ngada. Pada awal Tahun 2020 telah ditebar 1 juta ekor benih kerapu untuk pemberdayaan masyarakat yang berada di wilayah perbatasan antara Kabupaten Ngada dengan Kabupaten Manggarai Timur.

Guna menunjang budidaya perikanan di kedua lokasi tersebut, diharapkan masing-masing Pemerintah Kabupaten memberdayakan BUMD, BUMDes maupun koperasi untuk memproduksi pakan ikan sendiri dengan memanfaatkan potensi setempat dengan pola padat karya.

Selain 2 (dua) lokasi tersebut, telah dilakukan pilot project budidaya kerapu di Pulau Semau dengan 9 unit keramba jaring apung bulat.

Sampai dengan saat ini telah dilakukan 2 kali panen dengan total 2 ton ikan kerapu hidup yang telah di ekspor ke Hongkong. Sementara itu, kita terus mengembangkan budidaya rumput laut sebagai salah satu komoditi andalan dari sektor kalautan yang menjanjikan.

Selanjutnya potensi lainnya yang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan adalah produksi garam. Cuaca, kualitas air laut dan lahan di NTT sangat mendukung untuk menghasilkan garam berkualitas tinggi dengan kadar NaCl mencapai 96 persen sebagai garam industri.

Salah satu lahan garam yang kita miliki, yakni di Kabupaten Kupang dengan luas kurang lebih 900 hektar yang telah beroperasi sejak Agustus 2019 dengan kapsitas 150 ton/hektar.

"Saya berharap agar kabupaten lainnya yang memiliki potensi lahan garam untuk segera mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada dengan memberdayakan masyarakat sekitar, sehingga produksi garam NTT dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam menyokong pemenuhan kebutuhan garam nasional sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah," kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat peringatan HUT ke-63 Provinsi NTT, Senin (20/12/2021). (*/advertorial)

FOLLOW US