• Nusa Tenggara Timur

50 PMI ilegal asal NTT Meninggal dalam Lima Bulan ini di Luar Negeri

Imanuel Lodja | Minggu, 12/06/2022 09:26 WIB
50 PMI ilegal asal NTT Meninggal dalam Lima Bulan ini di Luar Negeri ilustrasi

KATANTT.COM--Jumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Indonesia yang meninggal dunia di luar negeri dalam lima bulan selama tahun 2022 cukup tinggi.

PMI asal NTT yang meninggal dunia mencapai 50 orang sejak bulan Januari hingga Mei 2022.

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) NTT Siwa, ketika dikomfirmasi Sabtu (11/6/2022), menyebutkan jumlah tersebut merupakan data yang dihimpun sejak Januari hingga Mei 2022.

Data ini tersebar di 21 Kabupaten di NTT dan dari total PMI yang meninggal tersebut merupakan non prosedural.

"Data rekapan kami, sejak Januari hingga Mei 2022, ada 50 kasus PMI yang meninggal, dan status dari semua PMI ini non prosedural," ujar Siwa.

Dari 50 PMI asal NTT, dua orang diantaranya tidak kembali ke NTT dan dimakamkan di Malaysia.

"Semua PMI ini berasal dari Malaysia, namun ada 2 yang tidak kembali tetapi dimakamkan di sana, karena sakit," ujarrnya.

Untuk diketahui data ini sewaktu-waktu dapat berubah karena beberapa informasi ada beberapa PMI yang meninggal.

Data dari BP2MI NTT, kasus kematian PMI asal NTT didominasi PMI asal Kabupaten Malaka dengan 11 kasus.

Dari 22 Kabupaten/Kota di NTT, kasus kematian PMI sejak Januari-Mei 2022 didominasi Kabupaten Malaka dengan 11 kasus dan diikuti Kabupaten Ende dengan 9 kasus.

"Tertinggi itu masih di Malaka dengan 11 orang dan diikuti Ende 9 kasus, Flores Timur 8 kasus, TTS 6 kasus, Kabupaten TTU dan Nagekeo 4 kasus sama, Kabupaten Lembata, Kabupaten Kupang dan Kabupaten Rote Ndao itu sama masing-masing 2 kasus dan Manggarai Timur 1 kasus," jelasnya.

Hingga saat ini Kota Kupang, Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Timur, dan Sabu Raijua belum adanya kasus yang PMI yang dipulangkan karena meninggal sejak lima bulan terakhir.

"Jadi ada 1 Kota dan 7 Kabupaten di NTT selama 5 bulan terakhir ini, belum ada data yang kami terima jadi kasusnya belum ada," terang Siwa.

FOLLOW US