• Nusa Tenggara Timur

Joni Bocah Merah Putih Ingin Bertemu Presiden Jokowi Lagi

Imanuel Lodja | Rabu, 17/08/2022 08:09 WIB
Joni Bocah Merah Putih Ingin Bertemu Presiden Jokowi Lagi Yohanes Ande Kala alias Joni, Bocah Merah Putih bersama jurnalis Imanuel Lodja yang mewawancarainya beberapa waktu lalu semasa masih duduk di bangku SD.

KATANTT.COM--Masih ingat Yohanes Ande Kala alias Joni? bocah sekolah dasar yang memanjat puncak tiang bendera untuk meraih tali yang terlepas dan tersangkut, saat detik-detik peringatan Hari Kemerdekaan Ke-73 Republik Indonesia, di Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.

Joni saat ini duduk di bangku kelas XI, SMA Negeri 1 Atambua, Kabupaten Belu. Untuk mengurangi beban orang tuanya, Joni kini tinggal di asrama TNI AD Kompi Senapan B.

Ia memilih tinggal di asrama TNI, agar bisa lebih dekat dengan sekolahnya di serta lebih giat belajar dan olahraga.

Joni yang dihubungi Rabu (17/8/2022) mengatakan, memilih tinggal di asrama karena harus menempuh perjalanan sejauh 20 kilometer, menggunakan sepeda motor dari rumahnya di Desa Silawan.

"Sekarang kalau mau ke sekolah hanya jalan kaki karena dekat," kata Joni yang akrab disapa bocah merah putih itu.

Joni mengaku, untuk biaya setiap bulan dia dikasih jatah uang sebesar Rp 150.000 oleh ibunya, Lorence Gama.
Uang tersebut dia gunakan untuk membeli keperluannya selama sebulan.

Usai belajar mengajar di sekolah, Joni fokus berolahraga agar bisa mewujudkan cita-citanya sejak kecil, yakni menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Joni berharap, cita-citanya bisa didukung oleh semua pihak baik keluarga maupun pemerintah. "Semoga pemerintah kawal saya terus untuk saya bisa gapai cita-cita saya," ujarnya.

Joni masih mengingat jelas semua bantuan uang yang diterima dari beberapa pihak, saat diundang ke ibukota Jakarta usai aksi nekatnya memanjat tiang bendera viral dimana-mana.

Salah satunya adalah uang tunai pemberian pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, sebesar Rp 50 juta.
Uang itu diberikan langsung oleh Hotman saat bertemu Joni.

Uang itu kemudian disimpan Joni ke dalam rekening miliknya. Selain dari Hotman, Joni juga menerima hadiah berupa uang dari sejumlah pihak.

"Ditambah dengan uang dari Pak Hotman, total uang yang saya dapat saat itu sekitar Rp 75 juta," kenang Joni.

Menurut Joni, uang yang dia dapat saat itu kini sudah tidak tersisa karena dia gunakan untuk mengobati ayahnya yang sakit, hingga akhirnya meninggal dunia pada September 2020 lalu.

Saat ini semua kebutuhan sekolah Joni dibantu oleh dua orang kakaknya, yang sedang bekerja di Malaysia dan Surabaya.

Kedua kakaknya yang setiap bulan secara rutin membantu dia dan ibunya. Karena sang ibu hanyalah ibu rumah tangga yang tidak mempunyai penghasilan tetap.

FOLLOW US