• Bisnis

Penelitian Mastercard Temukan Penerimaan Masyarakat Jadi Kunci ke Adopsi yang Lebih Luas

Djemi Amnifu | Senin, 29/08/2022 22:26 WIB
Penelitian Mastercard Temukan Penerimaan Masyarakat Jadi Kunci ke Adopsi yang Lebih Luas Logo MasterCard

KATANTT.COM--Konsumen di kawasan Asia Pasifik tetap menjadi salah satu pengguna pembayaran digital yang paling antusias di dunia, dengan 88 persen konsumen telah menggunakan teknologi seperti dompet digital, kode QR, Buy Now Pay Later (BNPL), mata uang kripto, biometrik, dan teknologi pembayaran lainnya dalam satu tahun terakhir.

Selain itu, 69 persen konsumen di Asia Pasifik menambah penggunaan setidaknya satu metode pembayaran digital di dalam periode yang sama, menunjukkan momentum.

Sebagai perbandingan, hanya 52 persen konsumen di Amerika Utara dan hanya 48 persen di Eropa, (wilayah di mana konsumen cenderung lebih waspada dan berhati-hati terhadap teknologi pembayaran yang sedang berkembang) yang menambah metode pembayaran digital mereka.

Data terbaru mengenai kebiasaan, sikap dan preferensi pembayaran dipaparkan dalam New Payments Index (NPI) tahunan Mastercard yang kedua: sebuah survei konsumen global yang mencakup 40 pasar di lima wilayah, termasuk tujuh negara di Asia Pasifik: Australia, Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru, Thailand, dan Vietnam.

Sementara pandemi Covid-19 menjadi penyebab adopsi pembayaran digital yang cepat dan belum pernah terjadi sebelumnya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan tersebut telah berlangsung lama, dengan 40 persen responden di Asia Pasifik menyatakan telah mengurangi penggunaan uang tunai pada tahun lalu.

Terlepas dari peralihan ke bentuk pembayaran digital ini, responden sering kali menunjukkan bahwa mereka memiliki keraguan tentang keamanan dan dukungan institusional dari pilihan pembayaran baru ini.

Faktanya, ketika memutuskan metode pembayaran mana yang akan digunakan, keamanan memiliki pengaruh terbesar terhadap pilihan konsumen, mengalahkan diskon/promosi, reward, dan bahkan suku bunga yang rendah.

Sandeep Malhotra, Executive Vice President, Products & Innovation, Asia Pacific, Mastercard, mengatakan, “Konsumen di kawasan Asia Pasifik secara konsisten telah menunjukkan keinginan untuk mengadopsi teknologi baru yang inovatif—tidak terkecuali pembayaran.

Mengingat pilihan pembayaran terus berkembang dengan cepat, ditambah dengan ketidakpastian iklim global dalam bidang sosial-ekonomi, kesehatan dan politik saat ini, penting bagi bank, pemerintah, dan pemangku kepentingan lainnya yang berada dalam ekosistem keuangan untuk secara proaktif mendukung pengembangan berkelanjutan dari metode pembayaran baru ini, antara lain melalui regulasi, peningkatan keamanan, dan edukasi konsumen.

Dengan jaminan seperti ini, kemungkinan kita akan melihat adopsi yang lebih luas dari teknologi pembayaran yang berkembang di Asia Pasifik.

Secara khusus, laporan Asia Pasifik ini juga mengungkapkan:

Biometrik tidak terkalahkan untuk kenyamanan dan keamanan, tetapi kekhawatiran privasi tetap ada. Banyak konsumen yang menyatakan bahwa menggunakan identifikasi biometrik, seperti sidik jari atau pengenalan wajah, lebih mudah daripada mengingat PIN atau kata sandi (70 persen) lebih aman daripada metode verifikasi tradisional ini (69 persen).

Sementara itu, hanya sekitar setengah (53 persen) responden di Asia Pasifik merasa nyaman berbagi data biometrik mereka untuk menghemat waktu, sementara 72 persen responden khawatir tentang entitas mana saja yang akan memiliki akses ke data ini.

Meskipun demikian, 58 persen konsumen lebih sering menggunakan biometrik pada tahun lalu, hal ini menunjukkan antusiasme terhadap teknologi, dan potensi yang belum dimanfaatkan jika penyedia teknologi dapat mengatasi keraguan konsumen tentang privasi dengan cara yang tepat.

Kesadaran akan metode pembayaran BNPL tinggi sementara kenyamanan beragam; penawaran institusional lebih disukai

Asia Pasifik menjadi yang terdepan dalam tren BNPL karena 50 persen konsumen di seluruh kawasan ini mengatakan bahwa mereka nyaman menggunakan BNPL saat ini, sementara hanya 41 persen konsumen di seluruh dunia yang merasa nyaman menggunakan rencana angsuran ini.

Secara khusus, konsumen di Asia Pasifik memanfaatkan penawaran BNPL untuk pembayaran bunga rendah/tanpa bunga, pada saat darurat dan ketika mereka ingin melakukan pembelian yang besar dengan lebih cepat.

Ke depannya, 55 persen responden di Asia Pasifik mengatakan mereka kemungkinan akan menggunakan BNPL di tahun depan.

Pada saat yang sama, membangun kepercayaan dan kenyamanan adalah kuncinya karena konsumen Asia Pasifik merasa lebih aman menggunakan metode pembayaran BNPL yang didukung oleh jaringan pembayaran besar (67 persen) atau bank yang mereka gunakan (65 persen), daripada penyedia layanan lainnya.

Kesadaran akan mata uang dan aset digital baru tinggi tetapi pengetahuan tentang hal tersebut relatif rendah

Mayoritas konsumen di Asia Pasifik telah mendengar tentang mata uang kripto (88 persen), non-fungible token (NFT) (68 persen), dan aset digital lainnya—tetapi adopsinya terjadi secara bertahap.

Untuk saat ini, fokusnya adalah pada investasi. Di antara konsumen Asia Pasifik, sebanyak 31 persen responden (dan 44 persen milenial di Asia Pasifik) menyatakan menggunakan kripto sebagai investasi selama setahun terakhir.

Sementara di masa depan, tren penggunaan kripto yang populer di kalangan responden termasuk untuk menebus hadiah, berinvestasi, dan melakukan pembayaran sehari-hari. Namun, kurang dari setengah responden (46 persen) menginginkan peningkatan fleksibilitas dalam menggunakan kripto untuk melakukan pembayaran sehari-hari.

Menurut para responden, lebih banyak keterlibatan dari pemerintah dan lembaga yang dapat diandalkan seperti bank (disebut sebagai penyedia mata uang digital paling tepercaya) akan meningkatkan kepercayaan mereka pada kripto.

Sebanyak 60 persen responden setuju bahwa pemerintah harus mengatur industri mata uang kripto dan stablecoin, sementara 55 persen responden menyatakan akan merasa lebih percaya diri berinvestasi dalam kripto atau mata uang digital yang dikeluarkan atau didukung oleh organisasi yang memiliki reputasi baik.

FOLLOW US