• Nasional

Pekerja Indonesia Masih Rentan Terhadap Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja

Djemi Amnifu | Selasa, 27/09/2022 08:36 WIB
Pekerja Indonesia Masih Rentan Terhadap Kekerasan dan Pelecehan di Dunia Kerja  Para pembicara pada diskusi dan peluncuran survei yang digelar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Never Okay Project pada Rabu, (28/9/2022) bertempat di Hotel Le Meridien di Jakarta.

KATANTT.COM--Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Never Okay Project meluncurkan temuan-temuan survei pekerja mengenai kekerasan dan pelecehan di dunia kerja pada Rabu, 28 September, bertempat di Hotel Le Meridien di Jakarta.

Survei ini merupakan bagian dari kampanye bersama untuk meningkatkan kesadaran para pekerja Indonesia dan mendorong ratifikasi Konvensi ILO No. 190 sebagai perjanjian internasional pertama yang mengakui hak semua orang atas dunia kerja yang terbebas dari kekerasan dan pelecehan.

Dilakukan secara daring selama satu bulan dari 12 Agustus hingga 13 September 2022, survei ini bertujuan mendokumentasikan pengetahuan dan pengalaman baik dari para korban dan saksi mengenai kekerasan dan pelecehan dalam kurun waktu dua tahun (2020-2022) dan memetakan faktor-faktor kerentanan bagi pekerja Indonesia mengenai kekerasan dan pelecehan di dunia kerja.

Survei ini juga berupaya mengidentifikasi rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan tindakan-tindakan yang diambil dalam merespons kasus-kasus kekerasan dan pelecehan di dunia kerja.

Sebanyak 1.173 responden berpartisipasi dalam survei ini dan hasilnya memperlihatkan bahwa 70,93 persen responden mengalami atau menjadi korban salah satu bentuk kekerasan dan pelecehan di dunia kerja.

Survei juga memperlihatkan bahwa insiden kekerasan dan pelecehan tidak hanya terjadi di ruang kerja atau tempat kerja, tapi juga terjadi secara daring (39,06%). Bekerja dari rumah atau bekerja di luar kantor tidak membuat pekerja menjadi lebih aman dari kekerasan dan pelecehan di tempat kerja.

Untuk membahas dan mengkaji secara lebih mendalam temuan-temuan kunci dari survei ini, bincang-bincang interaktif bertajuk “Semua Bisa Kena” akan diselenggarakan sebagai bagian dari peluncuran dengan menghadirkan para pembicara dari dunia usaha, penggiat gender dan digital: Maya Juwita, Direktur Eksekutif Koalisi Bisnis untuk Pemberdayaan Perempuan (IBCWE), Hannah Al Rasid, Aktor dan Penggiat Kesetaraan Gender dan Nenden S. Arum, Kepala Divisi Kebebasan Berekspresi dari Jejaring Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara (SAFEnet).

Para pembicara akan berbagi pandangan dan pengalaman dalam menangani berbagai isu terkait dengan kekerasan dan pelecehan di dunia kerja.

Survei ini merupakan bagian dari kampanye global dan nasional ILO untuk mendorong ratifikasi Konvensi ILO No. 190 mengingat Konvensi membuat masalah ini menjadi lebih kasat mata dan memberikan kerangka yang jelas dengan berbagai perangkat yang secara khusus menangani masalah ini. Konvensi juga membuat terbebas dari kekerasan dan pelecehan di dunia kerja sebagai hak kerja seperti hak-hak kerja lainnya, misalnya upah, kondisi kerja, jam kerja, perlindungan sosial dan sebagainya. Saatnya untuk angkat bicara dan mengambil tindakan melawan kekerasan dan pelecehan di dunia kerja,” kata Michiko Miyamoto, Direktur ILO untuk Indonesia.

“Tidak seorang pun imun terhadap kekerasan dan pelecehan di dunia kerja dan semua bisa kena. Kekerasan dan pelecehan berdampak negatif baik terhadap korban maupun saksi secara personal maupun profesional, membuat mereka kehilangan motivasi, kehilangan konsentrasi kerja yang mengarah pada dampak yang lebih buruk seperti kehilangan pekerjaan, depresi dan sebagainya,” ujar Alvin Nicola, Pemrakarsa Never Okay Project.

Survei ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan yang diselenggarakan ILO dan Never Okay Project. Selain kampanye media sosial dan kegiatan peningkatan pemahaman, kegiatan ini juga termasuk petisi untuk mendukung dunia kerja yang terbebas dari kekerasan dan pelecehan: change.org/lawanpredatorduniakerja

FOLLOW US