• Nusa Tenggara Timur

Pulang Kunjungi Anak, Kakek di Sumba Timur Tewas Terseret Banjir

Imanuel Lodja | Selasa, 04/10/2022 08:05 WIB
Pulang Kunjungi Anak, Kakek di Sumba Timur Tewas Terseret Banjir Anggota Poltres Sumba Timur melakukan olah tempat kejadian perkara sekaligus mengevakuasi jenasah kakek Hingu Meha yang tewas terseret banjir, Senin (3/10/2022) malam.

KATANTT.COM--Hingu Meha (84), warga Latang, RT 016/RW 008, Desa Kukitalu, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, ditemukan tewas terapung, Senin (3/10/2022) malam. Korban terseret arus banjir di sungai Watu Kaninu, Desa Kukitalu, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur.

Saat itu, korban menyebrangi sungai ketika hendak pulang ke rumah pasca mengunjungi anaknya di kampung sebelah.
Pada Senin pagi, korban mengantar jerami padi ke rumah anaknya Padjaru Ndaku Ndima alias Uma yang rumahnya terletak di sebelah sungai dari rumah korban.

Saat ke rumah anaknya, korban masih pamit kepada istrinya Dawi Ngana alias Ngana. Begitu tiba di rumah Uma, Uma meminta korban beristrahat karena Uma dan istrinya Marli Tonda Bitu alias Marli hendak ke kebun.

Siang hari Marli pulang ke rumah menyiapkan makan siang bagi korban dan membawa makanan untuk Uma di kebun. Uma dan Marli terjebak hujan di kebun. Begitu tiba di rumah, korban minta ijin untuk pulang pulang ke rumah di seberang sungai karena merasa kuatir dengan istrinya Ngana.

Korban beralasan kalau Ngana akan mencari dirinya sebab sudah keluar dari rumah sejak pagi. Uma melarang korban pulang karena sungai yang dilalui jika terjadi hujan akan mengalami banjir yang besar.

Korban pun mengurungkan niatnya untuk pulang sambil beristirahat. Setelah hujan sudah reda sekitar pukul 17.00 wita, Uma ke rumah tetangga yang berjarak 5 kilometer untuk mengambil senter yang sementara di cas di tetangga kampung sebelah.

Ketika Uma ke rumah tetangga, korban kembali minta ijin ke Marli untuk pulang ke rumahnya di seberang sungai Desa Kukitalu. Marli pun tidak bisa melarang dan mengijinkan korban pulang.

Saat Uma pulang, ia tidak mendapati korban di rumah. Dari Marli ia mendapat kabar kalau korban bersikeras ingin pulang ke rumah mereka.

Uma kuatir akan keselamatan ayahnya sehingga langsung ke rumah korban melewati sungai yang sementara banjir untuk memastikan keberadaan korban. Ketika tiba di rumah korban, Um hanya bertemu dengan Ngana, ibunya (istri korban).

Kepada Uma, Ngana mengaku kalau korban belum pulang. Uma langsung meminta bantuan tetangga dan kerabat untuk mencari korban.

Sekira pukul 20.53 wita, salah satu warga, Nyuku Lindi Tanah alias Hudang menemukan korban dalam keadaan meninggal dengan posisi terapung. Hudang pun memanggil warga yang sementara mencari korban untuk ikut membantu mengangkat korban dari dalam sungai. Saat itu banjir sudah mulai surut.

Korban dievakuasi dari kedalaman air sebatas dada orang dewasa. Petugas medis dari Puskesmas Malahar sempat melakukan visum luar dan tidak ditemukan tanda-tanda trauma pada tubuh korban.

Hasil visum dokter dinyatakan bahwa penyebab korban meninggal murni karena tengelam. Pihak keluarga menerima penyebab meninggalnya korban sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan otopsi kepada korban.

Karena penolakan otopsi tersebut, pihak keluarga membuat surat pernyataan penolakan otopsi. Jenazah korban disemayamkan di rumah keluarganya di Larang, RT 016/RW 008, Desa Kukitalu, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur.

Kapolres Sumba Timur, AKBP Fajar WS, SIK yang dikonfirmasi Selasa (4/10/2022) membenarkan kejadian ini. Fajar WS menyebutkan kalau korban diduga meninggal karena tenggelam dan tidak bisa berenang karena usia yang sudah lansia dan arus sungai yang deras menyebabkan korban kelelahan. Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi dan polis mendatangi lokasi kejadian melakukan olah TKP.

FOLLOW US