• Gaya Hidup

Kenali Teknik Pembiusan Regional

Imanuel Lodja | Minggu, 23/10/2022 16:47 WIB
Kenali Teknik Pembiusan  Regional dr. Victor Imanuel Sitaniapess

KATANTT.COM--Seperti yang telah diketahui masyarakat pada umumnya, terutama bagi pasien yang pernah dioperasi, demi kenyamanan pasien dan petugas kesehatan, perlu diberikan pembiusan atau anestesi sebelum dilakukan prosedur operasi.

Dokter spesialis yang memberikan anestesi dan penghilang nyeri bagi pasien yang akan menjalani operasi atau suatu prosedur pemeriksaan medis tertentu dikenal sebagai Anestesiologist. Teknik pembiusan dapat dikelompokkan menjadi 2 yakni anestesi umum dan regional.

Anestesi umum adalah keadaan tidak sadar sebagai akibat dari medikasi untuk pembedahan atau suatu prosedur medis. Anestesi umum dilakukan pada operasi besar seperti pembedahan perut bagian atas, pembedahan bagian dada, pembedahan bagian kepala atau pada pemeriksaan yang membuat pasien tidak nyaman seperti endoskopi lambung dan atau usus besar, pemeriksaan MRI dll.

Anestesi regional adalah teknik pembiusan yang membuat anggota badan menjadi baal untuk meredakan nyeri atau memungkinkan untuk dilakukannya tindakan pembedahan. Tipe anestesi regional mencakup anestesi spinal (atau dikenal sebagai blok subaraknoid), anestesi epidural dan blok saraf tepi.

Anestesi regional umumnya dilakukan untuk pembedahan ortopedi pada anggota gerak (lengan, tungkai, tangan dan kaki) pada perut bagian bawah seperti operasi seksio sesaria, operasi kandung kemih, tungkai bawah, atau pembiusan lokal seperti pada luka-luka kecil karena kecelakaan dll. Analgesik epidural (pereda nyeri) umumnya dilakukan untuk meringankan nyeri saat bersalin, tapi dapat pula digunakan untuk tindakan pembedahan lainnya.

Anestesi Spinal. Setelah kulit punggung bawah disterilkan dengan larutan antiseptik, obat anestesi lokal disuntikkan ke dalam kulit untuk menghilangkan nyeri di sekitar area penyuntikan.

Sebuah jarum yang sangat kecil akan dimasukkan melewati kulit menembus ke ruang subaraknoid tempat ditemukannya cairan otak dan tulang belakang (cerebrospinal fluid/CSF). Obat anestesi khusus dalam jumlah kecil diberikan dan jarum tersebut dikeluarkan. Rasa baal biasanya dimulai dari kaki kemudian menjalar ke atas. Penyebaran rasa baal bergantung pada banyak hal mencakup jumlah dan tipe obat anestesi yang diberi, tinggi badan pasien, dan posisi
pasien setelah penyuntikan.

Anestesi Epidural. Anestesi epidural mirip seperti anestesi spinal namun berbeda teknik dan alatnya. Untuk anestesi epidural dibutuhkan jarum yang lebih besar yang tidak mencapai CSF dan terdapat kateter yang ditempatkan melalui jarum tersebut hingga ke ruang epidural. Dengan kateter tersebut, obat anestesi diberikan untuk anestesi yang lebih lama dan dapat meredakan nyeri.

Komplikasi dari kedua teknik di atas sangat jarang ditemukan, seperti kesulitan bernapas, dan perdarahan atau infeksi pada area penyuntikan. Penyuntikan obat pada teknik anestesi spinal dan epidural hanya diberikan pada kondisi pasien yang termonitor.

Blok Saraf Tepi. Penjalaran saraf dimulai dari tulang belakang berjalan ke berbagai bagian tubuh. Pada beberapa bagian, saraf-saraf ini dapat diblok untuk meredakan nyeri juga untuk menghilangkan fungsi gerak. Obat anestesi disuntikkan ke area terdekat titik saraf tersebut tanpa menyentuhnya secara langsung.

Penentuan letak saraf dapat dipermudah dengan alat simulator saraf atau ultrasonografi (USG). Penyuntikan tunggal atau dengan kateter dapat dilakukan, tergantung dari tujuan tindakan atau prosedur yang akan dilakukan.

Keuntungan anestesi regional mencakup alat yang dipakai minim dan teknik relatif sederhana, relatif aman, tidak ada komplikasi jalan nafas dan respirasi, perawatan pasca operasi lebih ringan, pengurangan pemakaian obat narkotik opioid.

Sedangkan kerugian atau keterbatasannya adalah tidak semua penderita mau dilakukan anestesi regional, butuh kerjasama yang baik dengan pasien, dan sulit diterapkan pada anak-anak. (oleh: dr. Victor Imanuel Sitaniapess)

FOLLOW US