• Nusa Tenggara Timur

FKUB Deli Serdang-Sumut Belajar Toleransi di NTT

Imanuel Lodja | Selasa, 08/11/2022 06:49 WIB
FKUB Deli Serdang-Sumut Belajar Toleransi di NTT FKUB Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara (Sumut) melakukan studi banding di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) karena mengagumi kerukunan umat beragama provinsi ini.

KATANTT.COM--Sejak tahun 2016 hingga saat ini, Provinsi NTT menempati posisi teratas dalam hal indeks kerukunan di Indonesia. Ikatan kekerabatan yang kuat, menjaga kearifan lokal dan kultur saling menghargai dan menghormati antar suku dan agama menjadi faktor penting tingginya kerukunan dan toleransi di NTT.

Tingginya toleransi dan kerukunan di NTT menjadikan NTT dijuluki dengan Nusa Terindah Toleransi. Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara pun berkunjung ke NTT untuk belajar kerukunan antar umat beragama.

Senin (7/11/2022), FKUB Kabupaten Deli Serdang dipimpin ketua FKUB, H. Waluyo bertemu pengurus FKUB provinsi NTT di kantor FKUB NTT. Pertemuan dipimpin ketua FKUB NTT, Dr Yuliana Saloso, SpMP, didampingi kepala Kesbangpol NTT, Johanis Octavianus dihadiri seluruh pengurus FKUB NTT.

FKUB Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara (Sumut) melakukan studi banding di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) karena mengagumi kerukunan umat beragama provinsi ini.

FKUB Deli Serdang Sumut mengagumi kerukunan di Provinsi NTT yang tinggi dan juga telah terbukti dengan indeks toleransi atau kerukunan umat beragama tertinggi di Indonesia.

"Kami kagum dengan kerukunan di NTT. Baru sedikit informasi yang kami dapatkan tetapi sudah kagum kami dengan NTT maka kami ingin informasi lebih tentang kerukunan NTT," ungkap Ketua FKUB Deli Serdang Sumut, H. Waluyo dalam kunjungan itu.

Waluyo menyebut pihaknya sangat antusias mengenai kondisi fundamental perawatan umat beragama di Provinsi NTT untuk mereka pelajari. "Kami tidak salah memilih NTT untuk belajar lebih banyak di sini tentang ini karena provinsi ini memiliki Indeks Kerukunan Umat Beragama Terbaik di Indonesia," ujarnya.

Pengurus FKUB NTT, Sisilia Sona, dalam kesempatan tersebut bersama Ketua FKUB NTT Dr Yuliana Salosso turut memberikan wawasan kerukunan agama di NTT.

Wilayah NTT terdiri dari kepulauan tetapi antisipasi atau mencegah terkait adanya konflik sangat diperhatikan untuk meredam adanya hal-hal tidak diinginkan. "Sejak tahun 2000-an tidak ada konflik serius mengenai konflik agama," tambah Sisilia yang juga mantan Kepala Kesbangpol NTT.

NTT sebagai Indonesia mini dengan berbagai suku dan agama, kata dia, sedangkan toleransi yang tinggi telah menjadi bagian dari kultur masyarakat yang saling menghargai dan melengkapi juga melekat dari antara warga masyarakat NTT.


"Ini menjadi hal wajar bagi kami hidup berdampingan dan berbeda-beda dengan saling menghargai. Kita bersebelahan dalam keseharian dan saling mengadakan acara atau silaturahmi satu sama lain," ungkapnya.

Kultur masyarakat NTT yang toleran sudah sangat mengakar dalam kehidupan sehari-hari sehingga tidak ada pembedaan seperti misalnya untuk mencari tempat tinggal, tempat kerja maupun sekolah berdasarkan latar belakang agama.

Untuk Kota Kupang sendiri, lanjut Sisilia, pembangunan rumah ibadah juga melibatkan umat maupun pemimpin dari agama lainnya dan tidak ada pembatasan atau larangan seperti yang terjadi belakangan di provinsi lainnya.

"Karena kita punya kesadaran lokal bahwa kita semua saudara," kata mantan Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) NTT ini.

Ia juga menjelaskan pemerintah di NTT sendiri sering berkomunikasi dengan semua pemimpin agama maupun melibatkan semua pemimpin agama dalam berbagai kegiatan untuk masyarakat.

"Ada kearifan lokal dan masalah agama tidak menjadi persoalan serius. Pemerintah membangun komunikasi dengan pemimpin agama, dan ada kerjasama pemerintah dan pemimpin agama untuk pelaksanaan program, pemimpin agama bisa menyampaikan tentang kerukunan di wilayah masing-masing," tandasnya.

Pendekatan penyelesaian juga dilakukan dengan memegang simpul-simpul masyarakat yakni tokoh kunci di tiap agama, membangun komunikasi dengan tokoh pemuda inter dan antar agama karena menjadi sumber informasi bagi pemerintah dan FKUB.

Waluyo sendiri bertekad mewujudkan kerukunan di Deli Serdang seperti di Kupang dan NTT. "Kami ingin lebih banyak mengetahui tentang FKUB NTT dan kami bangga belajar di NTT apalagi indeks kerukunan beragama di NTT tertinggi, jadi tidak salah kami belajar kerukunan di NTT," tandasnya.

FOLLOW US