• Nusa Tenggara Timur

8 Kali Gempa Beruntun, Rumah Warga Amarasi Selatan Rata Tanah

Imanuel Lodja | Senin, 21/11/2022 08:56 WIB
8 Kali Gempa Beruntun, Rumah Warga Amarasi Selatan Rata Tanah Rumah Hery Poko, warga Desa Retraen Kecamatan Amarasi Selatan yang rubuh akibat gempa magnitudo 5,2 SR yang terjadi Minggu (20/11/2022).

KATANTT.COM--Gempa bumi tektonik kembali guncang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (20/11/2022) malam. Kali ini gempa terjadi di pantai selatan Kabupaten Kupang hingga mengakibatkan salah satu rumah warga Desa Retraen Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang rata dengan tanah.

Salah seorang warga Amarasi Selatan, Tonci Reuf dalam postingan di WAGs Ikarasi, Minggu (20/11/2022) menyebut sampai sekarang sudah delapan kali gempa. Di Retraen, 1 rumah milik bapak Hery Poko rubuh rata dengan tanah," katanya.

Meski tidak ada korban jiwa sambung Tonci Teuf, namun sebagian warga yang rumahnya ikut rubuh telah mengungsi ke tetap yang aman. "Tetap dukung kami dalam dia karena gempa susulan masih tersama sampai sekarang," tulisnya.

Sementara hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,2. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,57° LS, 123,86° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 51 Kilometer arah Tenggara Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 20 km.

Kepala Stasiun Geofisika Kupang, Margiono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas tumbukan lempeng Australia dan Busur Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

"Dampak gempa bumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Rote II - III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu)," katanya.

Menurut Margiono, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan tsunami dengan sumber gempa bumi tektonik menunjukkan bahwa tidak berpotensi tsunami.

"Hingga pukul 21.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," ujarnya.

Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat juga diharapkan menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tutup Margiono.

FOLLOW US