• Sport

PD Qatar 2022: Bola Permainan Sepak Bola Milik Semua Negara

Reli Hendrikus | Rabu, 07/12/2022 15:12 WIB
PD Qatar 2022: Bola Permainan Sepak Bola Milik Semua Negara Vinsen A Hayon

KATANTT.COM--(Catatan Refleksi Pasca Babak Pengisisan Grup). Tim-tim unggulan yang menelan kekalahan pada fase pengisian grup memberi tanda dan bukti paten bahwa permainan bola sepak sudah menjadi milik sesmua negara. Karena itu konsekwensi yang harus diakui adalah bahwa timnas-timnas yang datang di Fifa World Cup Qatar 2022 jangan dipandang sebelah mata, terutama tim-tim dari Benua Asia.
 
Perhatikan di matchday pertama, Tim Tanggo Agerntina harus kalah dari Timnas Arab. Kemudian Tim Panzer Jerman kalah dari Pasukan Samurai Biru, alias Timnas Jepang. Bahkan pada mathcday ke 3, di Stadion Lusail, Timnas Brasil kalah dari Timnas  Kamerun (Benua Afrika), dan sehari sebelumnya Timnas Les Blues Perancis bertekuk lutut di hadapan Timnas Tunisia
 
Tidak hanya Timnas Brazil yang menelan kekalahan, tetapi juga tim unggulan seperti Timnas Portugal yang bermain gemilang di dua laga awal harus takluk oleh Timnas Korea Selatan. Timnas La Roja Spanyol yang terkenal dengan permainan tiki-takanya harus menelan pil pahit dari Tim Samurai Jepang.
 
Laga bergengsi itu sudah usai, dan tidak ada tuntutan ekstra additional time kedua bagi tim-tim unggulan yang kalah agar dapat mencetak tambahan goal untuk membuktikan supremasi tim sebagai tim unggulan dan tim yang tidak terkalahkan di fase grup PD Qatar 20022.
 
Tidak ada juga penamabahan menit untuk berlaga bagi Timnas Senegal, juara Piala Afrika yang baru lalu, Tim Equador dan Tim Serbia yang kuat itu supaya menang dan bisa masuk ke fase 16 besat atau serupa Timnas Serbia: “Supaya bisa merasakan kemenangan, biar sekali saja di PD Qatar 2022.”
 
Tim-tim yang disebut di atas hanya taat asas dan legowo menerima kekalahan mereka. Hal senada seperti Timnas Korea Selatan bersorak girang karena menang atas Timnas Spanyol dengan skor 2-1, Timnas Timnas Tunisia atas Timnas Perancis, degan margin kemenangan 1-0, Timnas Kamerun menang 1-0 atas Tim Samba Brasil,  dan Timans Jepang bersukacita dengan mengalahkan Spanyo, 2-1.
 
Timnas yang kalah harus lapang dada dan menaruh respek pada tim lawan dengan ucapan persaudaraan: “Selamat berjuang bagi ke-16 timnas yang lolos di babak 16 besar.” Sembari  harus dengan kepala tegak kembalik ke tanah airnya dengan ‘lambaian sayonara’ kepada Timnas yang lolos ke fase kedua PD Qatar 2022”.
 
Fakta lapangan dan kebenaran realita telah tersaji selama babak pengisian grup di PD Qatar 2022: “bahwa harus ada yang menang dan ada yang kalah dalam setiap pertandingan. Walau tersaji di fase ini,  ada yang menerima “hasil seri,” alias sama kuat, tanpa kemenangan dan kekalahan.”
 
Aturan FIFA memutuskan: “Jumlah point lebih banyaklah menjadikan satu tim dapat maju ke babak 16 besar.” Maka separuh tim tersingkir dan ada 16 tim yang masih bertahan dan siap lanjut pentas.
 
Yang menarik dari perhelatan akbar ini adalah fakta bahwa di laga pengisisan grup tercatat hanya segelintir tim yang boleh didapuk sebagai tim yang sukses dan “diandalkan” untuk Piala Dunia Qatar 2022, seperti Timnas Zamba Brazil, Timnas Les Blues Perancis dan Timnas “A Selecao Portugal.”  Karena tim-tim ini sudah memastikan tempat di 16 besar usai matchday kedua digelar.
 
Walau demikian pada matchday ke 3 fakta “bola bundar” tidak bisa dipungkiri, di mana ketiga tim yang didapuk ini tidak berkutik di hadapan lawan-lawanya. Timnas Brasil kalah dari Timnas Kamerun, Perancis dari Tunisia dan Protugal dari Korea Selatan.
 
Selain fakta “Bola Bundar,” apakah ini akibat dari “spirit atau roh permainan sepak bola modern?” yang ditopang keyakinan bahwa yang kuat dan hebat belum tentu tidak dapat dikalahkan pada laga sekelas Piala Dunia, seperti di Qatar ini? Ya, Permainan bola sepak, kini telah menjadi milik semua negara? Sehingga semua Timnas luar biasa permainannya dan sungguh menjanjikan untuk waktu mendatang.
 
Kini, apa yang tertinggal bagi tim yang lolos dan yang tidak laolos atau tim tertahan di fase pengisian grup PD Qatar 2022 usai? Bagi tim yang gagal lolos ke 16 besar, mungkin seperti ini: “kecewa, kesal, duka, menolak kenyataan dan sejenis perasaan lainnya.” Sedangkan bagi tim yang berhasil maju ke babak 16 besar serupa: “gembira, bangga, hebat, sukses, dan puas.” Benar adanya tetapi semua itu bukan hal yang substansial.
 
Yang substansial adalah perjuangan masih panjang. Mari kita simak dan saksikan apa yang akan terjadi pada fase 16 besar PD Qatar 2002 bagi timnas-timnas yang lolos. Masihkah menang dan siap masuk ke perempat final atau kalah dan harus pulang kampong, seperti ke 16 tim lain yang lebih dahulu pulang kampung. Kita lihat saja di fase selanjutnya. Oleh: Vinsen A Hayon

 

FOLLOW US